Agung Bramantya ✓ Milenial Siap Bawa Perubahan
MILENIAL SIAP BAWA PERUBAHAN
@agung_bramantya
Langit makkah sudah mulai kelam. Denyut peradaban seputar Mekkah memelan. Namun sesosok pria limapuluh satu tahunan masih sigap keluar masuk ke tenda-tenda kemah bersama dua sahabat setianya. Menawarkan satu kalimat, risalah suci: laa ilaaha illaLLaah
Seruan itu tertanggapi beragam, namun masih senyap, sepi, seiring semilir angin malam gurun pasir yang menusuk tulang. Namun sesosok pria bersama dua sahabatnya itu tak ambil peduli terus mendakwahkan. Hingga tertangkap sayup cakap sekumpulan pemuda dari tanah yg kelak dijanjikan. Jumlahnya enam, iya enam orang sahaja, merekalah enam pemuda dari daerah Yatsrib. Maka malam itu menjadi saksi, halaqah perkumpulan sesosok pria bersama dua sahabatnya, bersama enam pemuda, menguraikan risalah langit, syariat Rabbul 'alamin, agama sempurna. Itulah halaqah pertama yang menyejarah.
Iman mulai tertanam pada enam pemuda. Lalu mereka menyebarkan seruan iman itu kepada masyarakatnya. Maka tepat setahun kemudian jadilah dari enam itu tigabelas (satu orang ijin tdk hadir) bertemu kembali dengan sesosok pria limapuluh dua tahunan di sekitar Mekkah pada musim haji, itulah baiat aqabah pertama. Prosentase keberhasilan dakwah lebih dari 100%, fantastis. Itulah halaqah pertemuan kedua yang menyejarah.
Setahun berikutnya dari tigabelas menjadi tujuhpuluh lima atau tujuhpuluh sembilan, termasuk wanitanya. Bertemu kembali dengan sesosok pria yg sama, tempat yg sama, musim yg sama. Prosentase keberhasilan lebih dari 500%, dahsyat luar biasa. Itulah baiat aqabah kedua. Itulah halaqah ketiga gabungan yang menyejarah.
Maka bulatlah tekad sesosok pria yg kini berusia limapuluh tiga tahunan itu untuk hijrah berpindah, mengawali PERUBAHAN besar. Seiring dengan izin Rabb-nya tekad nan bulat itu benar-benar menjadi amal nyata, hijrah berpindah dari kampung halaman menuju tempat yang dijanjikan, yatsrib, atau kini dikenal Madinah Al-Munawwarah. Dari kota inilah, gelombang perubahan peradaban berpendar, diawali dan dipikul oleh para pemudanya.
Episode hijrah itu sangat menyejarah, sangat berkesan, sangat dalam tertulis tinta emas jauh dilubuk hati umat beriman. Maka atas hikmah dan makna yang dalam itulah. Ia dijadikan patokan dalam penanggalan kalender umat yang akan terus dipakai hingga akhir zaman. Itulah Tahun Hijriyah. Tahun PERUBAHAN.
Enam pemuda Yatsrib itu adalah:
1. As'ad bin Zurarah dari Bani Najjar.
2. Auf bin al-Harits bin Rifa'ah, Ibnu 'Afra dari Bani Najjar.
3. Rafi' bin Malik bin 'Ajlan dari Zuraiq.
4. Quthbah bin Amir bin Hadidah dari Bani Salamah.
5. 'Uqbah bin Amir bin Nabi dari Bani Haram bin Ka'ab.
6. Jabir bin 'Abdullah bin Ri'ab.
Sesosok pria limapuluh satu tahunan itu adalah Muhammad bin Abdillah Shalallahu 'alaihi wa sallam, bersama dua sahabatnya dari dua generasi (tua dan muda): Abu Bakar dan Ali, radhiyallahu ‘anhum.
Maka tentang pemuda, generasi milenial pembawa perubahan, Imam Ahli Tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah menuliskan tatkala menafsiri QS. Al-Kahfi: 13
Allah menyebutkan bahwa mereka adalah sekumpulan orang yang masih muda. Mereka lebih dapat menerima kebenaran dan lebih baik dalam meniti jalan petunjuk daripada orang-orang tua yang bersikap arogan dan terjerumus ke dalam agama yang bathil. Maka dari itu kebanyakan orang yang menerima seruan Allah dan Rasul-Nya adalah generasi muda.
Semoga Allah merahmati para pemuda di negeri ini, pemuda yang menginginkan perubahan kebaikan bagi bangsa dan masyarakatnya. Dan mereka tak cukup hanya ingin, tapi mereka mulai bergerak, melangkah mengawali perubahan baik itu, setapak demi setapak. Sendiri maupun bersama-sama. Mari bersegera.
[ ]
Comments
Post a Comment