Resume Kajian Ustadz Syatori Abdul Rauf ✓ Tadabbur QS Yaasin Ayat 2



TADABBUR QS YAASIN
Pertemuan Ke-3
(Ayat 2)
Ustadz Syatori Abdul Rauf
@masjidnurulashri

وَالْقُرْآنِ الْحَكِيم
Demi Al Quran yang penuh hikmah,

Ulama tafsir menyebutkan bahwa jika Allah menyebutkan sesuatu untuk bersumpah, maka sesuatu itu pasti hal yang sangat bernilai untuk kehidupan. Terlebih ayat ini diikuti oleh sifat Al Hakim (hikmah).

Apa itu hikmah?
Hikmah adalah cahaya langit yang akan membuat apapun menjadi kebaikan.

Kondisi kaya, miskin, sehat, sakit, mengandung hikmah. Begitupun ada hikmah di balik sholat, sedekah, dll.

Bagi kita, yang penting kejadiannya atau cahayanya?
Kita akan mendapat cahaya tersebut jika sudah bisa menemukan hikmahnya.

Al Qur'an diturunkan untuk mengingatkan kita bahwa apapun yang ada di dalam hidup adalah tadzkiroh (kebaikan) sehingga pasti ada hikmahnya. Namun jika kita mengeluh, kita tidak akan mendapatkan tadzkiroh apalagi menemukan hikmah.
مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓى ۙ
Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;
اِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۙ
Melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)
(QS Thaha: 2-3)

Kenapa tidak semua ayat Al Qur'an menjadi tadzkiroh?
Misal nih, kita tahu bahwa dalam Al Quran disebutkan perintah sabar, namun masih saja ada orang yang tidak sabar, mengeluh saat susah. Padahal ketika susah, kita bisa beramal sabar.
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
(QS Al Ankabut: 49)

Al Qur'an adalah ayat-ayat yang jelas untuk orang yang berilmu. Ayat yang sudah jelas menerangkan apa yang harus dilakukan atau apa yang tidak perlu dilakukan.

Ayat yang jelas ada 2 macam:
1. Ayat yang bicara tentang rambu-rambu (hukum)
2. Ayat yang bicara tentang kebesaran Allah

Kedua macam ayat ini telah menjadi ayat yang bayyinat di hati orang yang berilmu. Maka jika tidak berilmu, tidak akan mendapat tadzkiroh.

Siapakah orang yang berilmu?
Yaitu orang yang melihat apapun dengan sudut pandang akhirat (QS Al Mujadalah: 11)

Misal, sakit dilihat dari sudut pandang dunia: tidak nyaman, buang uang karena harus ke dokter. Tapi dilihat dari sudut pandang akhirat: menggugurkan dosa. Hasilnya, sakit menjadi sebuah tadzkiroh dan berbuah hikmah :)

Tapi belum tentu, tingginya ilmu meningkatkan derajat seseorang karena segala sesuatu meningkatkan derajat apabila bernilai akhirat.

Maka, segala sesuatu harus bernilai akhirat. Caranya adalah dengan menjauhkan sebuah amal dari harapan duniawi.
Misal: baca quran, jangan berharap dipuji. Dateng kajian, jangan berharap dapet snacknya.

Manusia sebenarnya adalah makhluk akhirat yang terbagi menjadi 4 golongan:
1. Al Fasiq
Orang yang hubbud-dunya. Cinta pada dunia, tidak peduli bahkan tidak percaya terhadap akhirat.

2. Adz Dzolim
Orang yang menganiaya dirinya sendiri. Dia sebenarnya cinta akhirat, tapi akhiratnya ada nilai dunianya. Kalau pun ngaji, kelihatannya cinta akhirat tapi sebenarnya mengharap balasan dunia.

3. Al Jahil
Orang yang cinta akhirat, namun juga cinta dunia. Quran suka, tapi musik juga suka. Kajian suka, tapi nonton korea juga suka. Perumpamaannya seperti menuangkan segelas susu hangat pada gelas yang kotor.

4. Al Kayyis
Hubbul-akhirot. Saking cintanya, tidak ada lagi tempat untuk mencintai dunia. Ini adalah satu-satunya pilihan bagi kita.

Kita masuk yang mana?
Kita butuh al yaghdloh (kesadaran) untuk segera berbalik badan dan melangkah, dengan amal shalih yang bil iman (didasarkan pada iman).

"Belum tibakah, waktunya...?"
(QS Al Hadiid: 16)
Belum tibakah waktunya untuk kita agar sadar dan kembali meluruskan niat dalam beramal shalih.

QS Qaf: 19 menyebutkan bahwa wa jaa at sakrotul mauti bil haqqi
Bil haqqi disitu berarti 2 macam:
1) Bahwa kematian benar pasti datang; atau
2) Bisa jadi ada orang yang baru menemukan kebenaran saat maut sudah di depan mata

Sholat dhuha biar rejekinya lancar? Tentu ini tetap amal shalih yang akan mendapat balasan, namun, amal shalih seperti ini akan membuat kita jalan di tempat, tidak membuat kita bergerak ke akhirat. Padahal, kita harus tetus bergerak ke akhirat.

Mau tidak mau, arah tujuan kita adalah menjadi Al Kayyis, sebelum ajal tiba.

📝Resume oleh:
Relawan @masjidnurulashri

Comments

Popular posts from this blog

Penulisan Nomor Surat Dinas (Sekolah)

Contoh SK Pengangkatan Guru Tetap Yayasan