Resume Kajian Ustadz Muhammad Romelan, Lc., MA ✓ Fenomena Ghuluw

RESUME KAJIAN

Fenomena Ghuluw
Ustadz Muhammad Romelan, Lc, MA
Selasa, 19 November 2019
@masjidnurulashri


Membahas tentang sebab kufur ya bani adam tatkala mereka meninggalkan agama mereka dengan cara ghuluw (melampaui batas) terhadap orang-orang shalih.

Sifat ghuluw atau berlebih-lebihan dalam bersikap kepada orang-orang shalih, dan berlebih-lebihan dalam agama termasuk sifat yang tercela karena dapat menyebabkan seseorang binasa/celaka.

Dikisahkan ada 3 sahabat yang mendatangi rumah Rasulullah ﷺ, lalu menanyakan kepada istri-istrinya tentang bagaimana ibadah Rasulullah ﷺ. Setelah mendengar jawaban dari istri-istri Rasulullah ﷺ, ketiga sahabat ini merasa bahwa ibadah mereka sangat sedikit apabila dibandingkan dengan Rasulullah ﷺ . Oleh karena itu,
👳🏻Pertama: "Aku akan sholat sepanjang malam."
👳🏻Kedua: "Aku akan berpuasa setiap hari."
👳🏻Ketiga: "Aku tidak akan menikah."

Ketika Rasulullah ﷺ mendengar hal tersebut, beliau bersabda, “Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Allah, selain berpuasa aku juga berbuka, selain shalat aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku”.(HR Bukhori & Muslim)

Termasuk ghuluw karena keluar dari batasan yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Tuntunan Rasulullah ﷺ adalah tuntunan atau ajaran yang pertengahan, yaitu tidak berlebih-lebihan atau tidak bermudah-mudahan. Kaidah ini berlaku untuk semua ibadah kita.

DALIL

1. QS An Nisa: 171

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara."

Yaitu teguran Allah kepada kaum yahudi dan nasrani tentang perkara yang tidak pernah ada namun diada-adakan.

👉🏻 Contoh: celana di atas mata kaki, memanjangkan jenggot bukanlah melampaui batas karena hal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ

2. QS Nuh: 23

وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
"Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr"."

Wadd, suwwa', yaghuts, ya'uq, dan nasr sebenarnya adalah orang-orang yang shalih, yang lalu meninggal dalam waktu yang berdekatan. Pada saat itu iblis membisikkan kepada kaum Nuh untuk membuat patung mereka (untuk dikenang) belum disembah. Namun lambat laun pada generasi kaum Nuh yang ke-10, orang-orang mulai memuja dan menyembah patung tersebut. Pada saat itulah awal mula kesyirikan terjadi. Maka dakwah Nabi Nuh as adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid hingga beliau berdakwah selama 950 tahun, siang dan malam.

3. Hadist Umar Ibnu Khattab

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).’”

Karena merupakan hamba Allah, maka tidak berhak untuk diibadahi. Ketika kita mengagungkan Rasulullah ﷺ tidak boleh berlebihan, pun dengan sikap kita terhadap orang shalih lainnya seperti para wali, dll.

Fenomena di negeri ini ialah adanya sikap mengagungkan orang yang shalih, bahkan orang yang tidak shalih pun diagungkan (misal ada anak yang dikeramatkan), adanya makam-makam yang juga diagungkan. Padahal di Makkah dan Madinah, semua makam sama saja (makam para faqih, raja, orang biasa) sama yaitu hanya berupa sisa tanah dan ditandai dengan batu.

Maka jangan sampai kita melampaui batas, hingga jatuh kepada kesyirikan.

📝 Resume oleh:
Relawan @masjidnurulashri

Comments

Popular posts from this blog

Resume Kajian Ustadz Syatori Abdul Rauf ✓ Tadabbur QS Yaasin Ayat 2

Penulisan Nomor Surat Dinas (Sekolah)

Contoh SK Pengangkatan Guru Tetap Yayasan